Bullying di sekolah? kenali dampaknya!
Oleh Dwi Lestari S.Pd
Di masa sekarang tentu kita tidak asing dengan kata HAM (Hak Asasi Manusia) apalagi dengan kemunculan beberapa kasus pelanggaran HAM di sosial media. HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri kita seumur hidup yang harus dihormati, di lindungi dan di hargai oleh semua orang. Meskipun negara Indonesia telah mengeluarkan berbagai peraturan untuk melindungi HAM, tapi tetap saja kasus pelanggaran HAM sering terjadi di berbagai daerah. Salah satu contoh pelanggaran HAM yang sering terjadi adalah kasus bullying/perundungan di lingkungan sekolah.
Bullying merupakan bentuk penindasan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu/kelompok, dengan tujuan untuk menyakiti atau mengganggu orang lain.
Di Indonesia kasus bullying sering menjadi pemberitaan di berbagai media. Artinya, masih marak terjadi kasus bullying utamanya di lingkungan sekolah, bahkan bullying semakin membudaya di kalangan siswa, seringkali mereka tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan bullying dengan mengejek, mengolok-olok bahkan sampai melakukan kekerasan terhadap orang lain. Bullying merupkan tindakan yang sangat buruk karena dapat merugikan orang lain. Seringkali para siswa tidak menyadari bahwa tindakan mengejek teman atau mengolok teman termasuk dalam pelanggaran HAM karena mereka menganggap itu adalah hal yang biasa bahkan dijadikan sebagai bahan bercanda. Perilaku bullying dapat menimbulkan banyak efek negatif misalnya, menyebabkan gangguan mental seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit tidur, mencoba menyakiti diri sendiri bahkan sampai memiliki niat untuk bunuh diri yang mengakibatkan siswa korban bully takut pergi ke sekolah.
Pengaruh bullying tersebut mengisyaratkan bahwa bullying merupakan tindakan yang harus segera dicegah dengan cepat karena jika tidak segera dicegah dapat menyebabkan banyak sekali efek negatif lainnya. Cara untuk mencegah bullying adalah: pertama, melibatkan peran orang tua atau wali. Orang tua/wali harus mempelajari karakter anak agar dapat mengantisipasi berbagai potensi intimidasi dan tindakan bullying menimpa anaknya. Orang tua/wali juga harus menjalin komunikasi dan perhatian yang besar dengan anak. Tujuannya agar anak merasa nyaman ketika bercerita kepada orang tua/wali ketika mengalami intimidasi di sekolah. Selain itu, peran orang tua mesti diperkuat. Adapun peran orang tua dalam mendidik anak agar tidak terjerumus bullying yaitu: seringkali anak yang dibully takut jika menceritakan kepada kedua orang tuanya dia juga tidak ingin jika kedua orang tuanya ikut campur. Oleh karena itu, orang tua mesti benar-benar mempertimbangkan saat yang tepat ketika memutuskan untuk ikut campur menyelesaikan masalah si anak. Di samping peran orang tua, peran sekolah sangat penting. Dalam penanganan bagi pihak sekolah sepatutnya seluruh elemen sekolah termasuk para guru harus saling bekerja sama. Para guru dapat diminta bantuan untuk mengamati bila ada perubahan fisik atau emosi dari anak murid mereka, seperti terlihat ketakutan atau bersikap tidak seperti biasanya. Para guru juga harus memperhatikan interaksi yang berbeda yang ditunjukkan anak di sekolah maupun di rumah dan berupaya membina kedekatan dengan teman-teman sebaya agar terciptanya hidup rukun dan saling menghargai satu sama lain.