BERTANI DILAHAN KERING MENGGUNAKAN IRIGASI TETES
Oleh: Catur Wahyu Wicaksono, S.P
12 Desember 2021
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya memiliki profesi sebagai petani. Sejauh ini penerapan teknologi dalam menunjang produktivitas pertanian masih sangat kurang, terbukti dengan banyaknya lahan kering yang belum dapat dimaksimalkan dengan baik. Total luas lahan kering di Indonesia adalah sekitar 144,47 juta ha (Balitbang Pertanian 2014).
Potensi yang cukup besar ini terkendala beberapa masalah, diantaranya adalah sumber daya manusia, pemodalan, sarana pra sarana dll. Sarana dalam kegiatan berbudidaya tanaman yang wajib tersedia adalah sistem irigasi, terutama ketika sudah memasuki musim kemarau, permasalahan ini seringkali menjadi faktor pembatas produktivitas pertanian. Air merupakan komponen terbesar penyusun tanaman, tanpa air mustahil tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu air yang ada ini harus dimanajemen dengan baik, diantaranya adalah dengan dibuatkan sistem irigasi modern. Ada banyak sistem irigasi modern yang saat ini terus berkembang diantaranya yaitu; irigasi sprinkler, irigasi bawah permukaan, irigasi drip dll.
Irigasi drip / tetes merupakan sistem irigasi modern yang saat ini banyak
digunakan oleh negara maju seperti jepang, belanda, israel dll. Irigasi drip memiliki cara kerja yang sederhana tapi sangat efisien karena dapat menghemat penggunaan air hingga 50%-60%, karena air didistribusikan pada area perakaran / root zone saja. Irigasi drip tergolong tekonologi yang tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan teknologi irigasi yang lain, karena pada prinsipnya irigasi ini hanya membutuhkan selang drip, toren, konektor, pompa air dan keran.
Penggunaan irigasi drip ini telah diterapkan pada pembelajaran di SMKN 1 Batealit. Penerapannya pada budidaya cabai dan semangka. Pada segi efisiensi penggunaan irigasi drip dapat menghemat tenaga dan air, dari segi pertumbuhan tanaman dapat diamati tanaman tumbuh seragam karena mendapat distribusi air yang merata dari ujung ke ujung yang lain. Hasil akhir menunjukkan penggunaan irigasi drip ini dapat meningkatkan hasil budidaya, tanaman tumbuh dengan seragam dan buah semangka yang dihasilkan juga cukup bagus terbukti dari hasil akhir praktikum budidaya semangka yang dilaksanakan siswa kelas XI ATPH menghasilkan buah semangka sejumlah 4 ton dari luas lahan yang hanya 400 m2 dan sumber air yang terbatas.