Konsep Bangsa Maritim Secara Nyata

Konsep Bangsa Maritim Secara Nyata

Oleh Khimayah, 2022

Indonesia, berada diwilayah yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara samudra Pasifik dan samudra Hindia, memiliki luas wilayah daratan
sebesar 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km², terdiri dari 17.000 nusa dan
mempunyai keanekaragaman hayati yang beragam, sehingga tak mengherankan jika Indonesia
digadang sebagai negara maritim.
Sebagai negara maritim Indonesia yang masa itu dikenal sebagai “Nusantara” mempunyai peradaban yang maju sejak awal masehi, berkat pelaut – pelaut nusantara yang gigih berlayar untuk menjalin kerjasama dengan bangsa lain, ketangguhan pelaut-pelaut nusantara menjadikan bangsa ini disegani bangsa lain.
Indonesia sebagai negara maritim bukan hanya sebuah cerita, Berbagai bukti telah ditemukan diantaranya prasasti dan naskah kuno yang tersebebar di berbagai daerah seperti adanya artefak perunggu yaitu nekara, kapak dan bejana di Sumatra, Sulawesi utara, Papu dan Rote. Adapula barang-barang tembakar dari Hindia yang membuktikan bahwa jauh sebelum kita lahir nenek moyang kita telah memulai sistem maritim dengan berbagai negara. Bukti tertulis paling tua mengenai pemakaian perahu sebagai sarana transportasi laut tercetak dalam Prasasti Kedukan Bukit (16 Juni 682 Masehi) membuktikan palaut nusantara sudah berkela jauh sebelum Columbus menemukan benua Australia.
Jika ditengok dari catatan sejarahnya, Nusantara sebagai negara maritim mulai mengalami kemajuan diawali pada abad ke – 9, pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya (683-1030 M) dengan mengausai alur pelayaran dan jalur perdagangan. Selanjutnya pada abad ke – 13, era Kerajaan Singosari di bawah pemerintahan Kertanegara. Mempunyai Kekuatan armada laut yang tidak ada tandingan.
Punjak kejayaan maritim nusantara terjadi pada abad ke 14 dan 15 Masehi, pada masa kerajaan Majapahit (1350 – 1389) di bawah kepemimpinan Raden Wijaya, Hayam Wuruk Dan Patih Gajah Mada, pada masa itu majapahit berhasil mempersatukan nusantara, hal ini sesuai dengan janji Patih Gajah Mada yang terkenal sebagai sumpah palapa sebagai visinya untuk menyatukan nusantara.
Selain berhasil menyatukan Nusantara, Majapahit merupakan salah satu bangsa berhasil baik dari sektor pertanian dan maritimnya. Sehingga pada masa itu, masyarakat Majapahit hidup makmur, hasil bumi yang melimpah dan pertahanan yang kuat dari armada laut Majapahit.
Namun, pada abad ke -18 masa keemasan itu tinggallah sejarah, setelah runtuhnya kerajaan Majapahit tidak ada lagi kerajaan yang lebih besar dan setangguh kerjaan Majapahit.
Lambat laun lahirlah Kerajaan-kerajaan maritim di wilayah-wilayah nusantara. Tpai, kerajaan yang lahir tidak lagi mementingkan kejayaan dan kemakmuran negara, mereka sibuk dengan konflik di antara mereka sendiri. Hal ini dimanfaatkan oleh bangsa barat dengan mengambil alih Perairan Nusantara oleh bangsa-bangsa Eropa, yang dimulai dari Portugis hingga Belanda.
Maraknya penjajahan pada masa itu, telah menggusur kekuasaan kerajaan – kerajaan maritim di nusantara, hal tersebut membuat nenek moyang bangsa ini melepaskan wilayah perairannya dan masuk ke wilayah pedalaman dan membangun peradaban baru.
Masa kolonialisme berhasil mengubah watak bangsa Indonesia yang tangguh dan pandai memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menjadi masyarakat yang manja, cenderung konsumtif dan minim kreativitas serta inovasi untuk menciptakan hal-hal yang baru. Sejak saat itu negara berorientasi daratan (agraris) dan meninggalkan lautan (maritim). Bahkan sampai Indonesia Merdeka pada tahun 1945, Indonesia tetap berorientasi sebagai negara agraris dan memanfaatkan potensi darat saja, sehingga Indonesia lebih dikenal dimata dunia sebagi negara Agraris.
Menghilangnya budaya maritim ini, membuat kemuduran yang signifikan bagi bangsa ini, baik dalam bidang ekonomi ataupaun politiknya, Indonesia seharusnya belajar dari nenek moyangnya yang memahami benar potensi yang dimiliki negaranya, sehingga berhasil meraih masa keemasan melalui budaya maritim, meskipun terlahir di tanah yang masa namun semangat dan tekad pendahulu negeri rupanya tidak menurun pada genrasi saat ini.

Untuk bisa mewujudkan suatu negara yang maju perlu adanya SDM, Sumber Maritim, letak geografis dan sistem pemerintah ke arah maritim, Jika semua hal itu terpenuhi kesempatan Indonesia kembali menuju peradaban maritim terbuka luas. Saat ini Indonesia baru mempunyai sumber maritim yang melimpah dan letak geografis yang sangat strategis. Ironisnya, SDM belum mampu mengolah ketersediaan martitim tersebut, hal ini di imbangi dengan kurangnya perhatian pemerintah mengarahkan masyarakat untuk masuk ke dunia maritim.
Bahkan, Generasi muda saat ini bisa dikatakan generasi yang bobrok, karena sebagian besar dari mereka kurang mengetahui potensi negaranya, dikarenakan kurangnya rasa keperdulian terhadap negara. Generasi saat ini cendrung memikirkan kepentingan pribadinya dan memandang remeh kepentingan negaranya. Hal ini terbukti ketika terjadi kasus pencurian sumberdaya kelautan oleh bangsa lain, namun masyarakat hanya menjadi saksi bisu kejadian tersebut, dan merasa kurang tertarik dengan pemberitaan tersebut. Berbeda jika ada kenaikan harga bahan pangan, dan kenaikan harga daging sapi yang terjadi saat ini, bahkan menyambut hari buruh masyarakat berbondong-bondong melakukan demonstrasi untuk menuntut hak mereka.
Melihat kenyataan tersebut, bisa dikatakan masyarakat kurang akrab dengan lautan sehingga muncul ketidakperdulian akan kejadian yang ada di laut karena mereka berada di daratan, kenyataan ini akan berbeda jika masyarakat akrab dengan lautan.
Memprihatinkan memang, itulah kata yang tepat ketika melihat SDM bangsa ini. Hal inilah yang membuat bangsa Indonesia bertahun-tahun lama hanya bisa berbangga diri menjadi bangsa yang berkembang. Jika terus seperti ini maka bangsa Indonesia dapat kembali di jajah oleh bangsa lain pada abad ke 21 dengan wajah penjajah yang berbeda tentunya.
Percayalah, Indonesia mempunyai banyak peluang untuk menjadi negara maju karena mempunyai potensi alam yang besar. Dengan 2/3 luas perairan, jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan perekonomian bangsa, Laut Indonesia mempunyai banyak potensi dianataranya adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan dan perikanan, pengembangan transportasi laut, pengembangan pulau-pulau kecil, pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam, deep sea water, industri garam rakyat, pengelolaan pasir laut, pengembangan kawasan industri perikanan terpadu, keanekaragaman hayati laut, Transportasi kelautan dan Potensi sumberdaya mineral kelautan yang melimpah. Jika semua hal ini dikelola oleh SDM yang bertanggung jawab maka Indonesia akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Dengan segala potensi tersebut jika dikelola oleh SDM yang mencukupi maka pembangunan Indonesia sebagi Poros maritim bukanlah sebuah mimpi. Dengan berkembangnya peradaban maritim di indonesia dapat menjadi modal utama Indonesia untuk bersaing dengan negara – negara lain untuk mengahadapi MEA.
Untuk menjadi sebuah negara yang besar dengan kebudayaan maritim yang kental terlebih dahulu kita harus membenahi hal- hal yang seberhana, yaitu dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkarakter maritim dan harus mampu mengubah paradigma masyarakat pedalaman yang berorientasi daratan menuju lautan sebagai masyarakat maritim.
Mengubah paradigma masyarakat bukanlah tugas yang mudah, namun bukan mustahil pula untuk dapat diwujudkan asal ada tekad dan kemauan. Hal sederhana yang perlu dilakukan untuk mengubah cara pandang masyarakat akan lautnya adalah dengan mendorong budaya maritim ke dunia pendidikan, sehingga masyarakat akan diperkenalkan, dididik, diajari dan diedukasi tentang kelautan. sehingga akan tumbuh rasa nasionalisme akan lautan, jika melihat masyarakat Indonesia antusias pada lautnya, maka pemerintahpun akan lebih memperhatikan lautnya.
Dengan menanamkan budaya maritim sejak dini kepada masyarakat, nantinya bangsa ini akan melahirkan generasi muda yang mencintai kekayaan maritim dan semangat untuk pembangunan bangsanya. Karena sejatinya Indonesia bukan hanya negara agraris, bukan hanya negar kepulauan namun Indonesia juga negara maritim.
Untuk mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia menjadi bangsa maritim bangsa yang tangguh, bangsa yang disegani memang perlu adanya pendidikan kepada generasi muda terkait kemaritiman negara, sehingga akan lahir generasi penerus bangsa yang tangguh, mempunyai keyakinan diri dan bertnaggung jawab pada negaranya.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
Anonim. 28 Agustus 2014. Budaya Maritim Indonesia,Peluang, Tantangan, Dan Strategi. http://maritim.wg.umg.ac.id/wpcontent/uploads/2014/09/Ngarso- Dalem_MaritimRoadMapUGM.pdf
Anonim. 1 Agustus 2007. Kebudayaan Maritim Modern; Sebuah Alternatif Konsep Kebudayaan Bagi Indonesia Dalam Menghadapi Abad 21. https://grelovejogja.wordpress.com/2007/08/07/kebudayaan-maritim-modern/
Mustaqim, muhammad ghufron. 22 maret 2015. Budaya Maritim. https://www.selasar.com/budaya/budaya-maritim
Anonim. Membangun Kembali Budaya Maritim Bangsa. Kopma FIB UI. http://www.kopmafibui.com/2015/04/membangun-kembali-budaya-maritim-bangsa.html Amelia, Dewhy. Potensi kelautan Indonesia. http://www.academia.edu/7305992/Potensi_Kelautan_Indonesia
Anonim. 25 April 2015. Laut Indonesia Punya Potensi Besar Angkat Perekonomian Indonesia. http://www.umy.ac.id/laut-indonesia-punya-potensi-besar-angkat-perekonomian- indonesia.html
Anan, Gusti. Budaya Maritim Nusantara dan Gerakannya Kembali ke Laut. http://usu.ac.id/public/content/files/Gusti%20Asnan.pdf
Munandar, agus aris.12 January 2011.Majapahit: Kerajaan Agraris-Maritim Di Nusantara. https://hurahura.wordpress.com/2011/01/12/majapahit-kerajaan-agraris-maritim-di- nusantara/
Anonim. 24 Oktober 2014. Budaya Maritim: Keluhuran Nusantara. http://maritimemagz.com/budaya-maritim-keluhuran-nusantara/ Anonim. 19 mei 2015. Sejarah kekuatan laut Indonesia: Zaman Kerajaan.
http://www.bangazul.com/sejarah-kekuatan-laut-indonesia-zaman-kerajaan/ Hartono, dudi imam. 23 November 2014. Poros Maritim dan Arus Balik Kebudayaan. Kompasiana. http://www.kompasiana.com/dudihartono/poros-maritim-dan-arus-balik- kebudayaan_54f934ada333112c048b4a0c

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *